Kamis, 05 Maret 2015

[025] Al Furqaan Ayat 002

««•»»
Surah Al Furqaan 2

الَّذي لَهُ مُلكُ السَّماواتِ وَالأَرضِ وَلَم يَتَّخِذ وَلَدًا وَلَم يَكُن لَهُ شَريكٌ فِي المُلكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيءٍ فَقَدَّرَهُ تَقديرًا
««•»»
alladzii lahu mulku alssamaawaati waal-ardhi walam yattakhidz waladan walam yakun lahu syariikun fii almulki wakhalaqa kulla syay-in faqaddarahu taqdiiraan
««•»»
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya {1054}.
{1054} Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
««•»»
He, to whom belongs the sovereignty of the heavens and the earth, and who did not take a son, nor has He any partner in sovereignty, and He created everything and determined it in a precise measure.
««•»»


Pada ayat 1 dan 2, Allah memuji diri-Nya dengan menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. yang disebutnya "hamba-Nya". untuk menjadi peringatan bagi alam semesta (manusia dan jin).

Dengan pujian terhadap diri-Nya karena Dia menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad dapatlah dipahami bahwa Alquran itu adalah suatu kitab yang amat penting dan amat tinggi nilainya di sisi Allah, karena Alquran itu adalah petunjuk dan pedoman hidup bagi makhluk-Nya yang dimuliakan-Nya yaitu manusia, sedangkan ciptaan-ciptaan lainnya baik di langit maupun di bumi adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri. Allah tidak menyebut Alquran tetapi Al Furqan, pada ayat ini karena Alquran itu adalah pembeda yang hak dan yang batil antara petunjuk dan kesesatan dan berbeda dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.

Kitab-kitab yang sebelumnya diturunkan hanya untuk suatu umat di masa itu tetapi Alquran diturunkan untuk seluruh umat manusia di masa Nabi Muhammad dan seterusnya di masa sesudahnya sampai hari kiamat, karena nabi-nabi sebelum Muhammad saw hanya diutus untuk kaumnya sedang Nabi Muhammad diutus untuk manusia di segala masa dan di semua tempat.

Demikian pula Allah tidak menyebut nama Muhammad atau Rasul-Nya tetapi menyebut "hamba-Nya" karena hendak memuliakan-Nya dengan gelar itu. Manusia yang benar-benar memperhambakan dirinya kepada Allah mengaku ke-Esaan dan kekuasaan-Nya, taat dan patuh menjalankan perintah-Nya selalu menjadikan petunjuk-Nya sebagai pedoman hidupnya, mencintai Allah secara hakiki lebih daripada apapun di dunia ini, itulah hamba Allah yang hakiki, hamba Allah terkandung di dalam Surat Al Furqan ini. Di dalam ayat-ayat lain Allah menyebut Nabi Muhammad saw dengan predikat "Hamba-Nya".

Seperti firman-Nya:
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaksa yang telah Kami berkati sekelilingnya.
(QS. Al Isra' [17]:1)

Dan firman-Nya:
وأنه لما قام عبد الله يدعوه كادوا يكونون عليه لبدا
Dan bahwasanya, tatkala "hamba Allah" (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadat) hampir saja jin-jin itu berdesak-desakan mengerumuninya.
(QS. Al Jin [72]:19)

Dan firman-Nya:
الحمد لله الذي أنزل على عبده الكتاب ولم يجعل له عوجا
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya" Al Kitab (Alquran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.
(QS. Al Kahfi [18]:1)
Setelah Allah menyebutkan diri-Nya Yang menurunkan Al Furqan kepada hamba-Nya, barulah Dia mensifati diri-Nya bahwa Dialah pemilik langit dan bumi dan yang berkuasa atas keduanya mengutus dan mengurusnya menurut hikmah kebijaksanaan-Nya sesuai dengan kepentingan dan kemaslahatan mempunyai anak sebagaimana dituduhkan oleh kaum Nasrani, orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin,

sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
وقالت اليهود عزير ابن الله وقالت النصارى المسيح ابن الله ذلك قولهم بأفواههم يضاهئون به قول الذين كفروا من قبل قاتلهم الله أنى يؤفكون
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair adalah putra Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih adalah putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allahlah mereka. Bagaimana mereka sampai berpaling.
(QS. At Taubah [9]:30)
Dan firman-Nya:
فاستفتهم ألربك البنات ولهم البنون أم خلقنا الملائكة إناثا وهم شاهدون ألا إنهم من إفكهم ليقولون ولد الله وإنهم لكاذبون أصطفى البنات على البنين
Tanyakanlah (Ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): "Apakah untuk tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki. Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan, dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?

(QS. Ash Shaaffaat [37]:149-153)

Selanjutnya Allah menyatakan lagi bahwa Dia tidak bersekutu dengan lainnya dalam kekuasaan-Nya, hanya Dialah yang patut disembah dan kepada-Nya sajalah, manusia harus memohonkan sesuatu, bukan seperti yang dilakukan oleh manusia-manusia yang telah sesat yang menyembah makhluk-Nya seperti menyembah manusia, berhala dan benda-benda lainnya. Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Dia-lah Pencipta segala sesuatu sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan mengaturnya menurut kehendak dan ilmu-Nya.

Ringkasnya segala sesuatu dalam alam ini baik di langit maupun di bumi adalah makhluk-Nya. Dialah Penciptanya tak ada Pencipta selain Dia tak sekutu bagi-Nya yang patut disembah, semua berada di bawah kekuasaan-Nya dan tunduk patuh kepada Sunah dan peraturan yang telah ditetapkan-Nya. Janganlah sekali-kali terbayang atau terlintas dalam pikiran manusia bahwa Dia mempunyai anak atau mempunyai sekutu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu) karena hanya Dialah yang mampu menciptakan kesemuanya itu (dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya) secara tepat dan sempurna.
««•»»
He to Whom belongs the kingdom of the heavens and the earth, and Who has not taken a son, nor has He any partner in sovereignty; and He created everything, which was meant to be created, and then determined it in a precise measure, He fashioned it in a balanced form.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar