Rabu, 05 Agustus 2015

[025] Al Furqaan Ayat 026

««•»»
[025] Al Furqaan Ayat 026
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 25][AYAT 27]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
26of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:26

[025] Al Furqaan Ayat 025

««•»»
Surah Al Furqaan 25

وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلَائِكَةُ تَنْزِيلًا
««•»»
wayawma tasyaqqaqu alssamaau bialghamaami wanuzzila almalaa-ikatu tanziilaan
««•»»
Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.
««•»»
The day when the sky with its clouds will split open, and the angels will be sent down [in a majestic] descent,
««•»»

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Muhammad supaya memberi peringatan kepada kaumnya tentang kedahsyatan hari kiamat, di mana langit akan pecah, dan semua benda angkasa yang berada di dalamnya akan hancur bagaikan kabut yang beterbangan, akibat benturan planet-planet dan bintang-bintang yang tidak berjalan lagi menurut ketentuan orbitnya masing-masing,

sebagaimana dalam firman Allah:
وفتحت السماء فكانت أبوابا وسيرت الجبال فكانت سرابا
Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu, dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.
(QS. An Naba [78]:19-20)

Dan seperti firman Allah:
إذا الشمس كورت وإذا النجوم انكدرت وإذا الجبال سيرت .... .... علمت نفس ما أحضرت
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan .. maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.
(QS. At Takwir [81]:1,2,3 dan 14)

Maka pada hari yang dahsyat itu diturunkanlah malaikat secara bergelombang sambil membawa kitab-kitab yang berisi catatan semua amal hamba-hamba Allah yang mereka saksikan ketika mereka masih hidup di dunia untuk dijadikan bahan bukti ketika diadili Allah di padang mahsyar.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ingatlah di hari ketika langit pecah) yaitu semua langit (mengeluarkan kabut) seraya mengeluarkan kabut yang berwarna putih (dan diturunkan Malaikat) dari setiap lapisan langit (bergelombang-gelombang) pada hari kiamat itu. Dinashabkannya lafal Yauma karena pada sebelumnya diperkirakan ada lafal Udzkur. Menurut qiraat yang lain lafal Tasyaqqaqu dibaca Tasysyaqqaqu dengan ditasydidkannya huruf Syin yang diambil dari asal kata Tatasyaqqaqu. Kemudian huruf Ta yang kedua diganti menjadi Syin lalu diidgamkan kepada Syin yang kedua sehingga menjadi Tasysyaqqaqu. Sedangkan menurut qiraat yang lainnya lagi lafal Nuzzila dibaca Nunzilu dan lafal Al Malaaikatu dibaca Al Malaaikata, sehingga bacaan lengkapnya menurut qiraat ini menjadi Nunzilul Malaaikata, artinya, Kami menurunkan Malaikat-malaikat.
««•»»
And on the day when the heaven, each of the [seven] heavens, will be split asunder with the clouds, in other words, [split asunder] together with them [the clouds] (al-ghamām is white cloud) and the angels will be sent down, from every heaven, in a [majestic] descent, and this is the Day of Resurrection (it [yawma, ‘on the day’] is in the accusative because of an implied [preceding] udhkur, ‘mention’; a variant reading [for tashaqqaqu] is tashshaqqaqu, ‘will be split asunder’, where the second tā’ [of the original form tatashaqqaqu] has been assimilated with it the [the shīn]; another variant reading [instead of nuzzila al-malā’ikatu, ‘the angels will be sent down’] has nunzilu al-malā’ikata, ‘We will send down the angels’);
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:25

[025] Al Furqaan Ayat 024

««•»»
Surah Al Furqaan 24

أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا
««•»»
ash-haabu aljannati yawma-idzin khayrun mustaqarran wa-ahsanu maqiilaan
««•»»
Penghuni-penghuni surga pada hari itu palig baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.
««•»»
On that day the inhabitants of paradise will be in the best abode and an excellent resting place.
««•»»

Kaum mukmin penghuni surga, pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dibanding dengan tempat kediaman kaum musyrikin di dunia yang oleh mereka selalu dijadikan kemegahan dan kemewahan. Tempat kediaman ahli surga, adalah merupakan tempat istirahat yang paling indah. Kenikmatan di dunia hanya sebentar dapat dirasakan yaitu selama hidup saja dan kesenangannyapun hanya memperdayakan belaka,

seperti tersebut dalam firman Allah SWT:
كل نفس ذائقة الموت وإنما توفون أجوركم يوم القيامة فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(QS. Ali Imran [3]:185)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Penghuni-penghuni surga pada hari itu) di hari kiamat (paling baik tempat tinggalnya) lebih baik daripada tempat tinggal orang-orang kafir sewaktu di dunia (dan paling indah tempat istirahatnya) lebih indah daripada tempat istirahat mereka sewaktu di dunia. Lafal Maqiila artinya tempat untuk beristirahat di tengah hari yang panas. Kemudian dari pengertian ini dapat diambil kesimpulan makna tentang selesainya masa perhitungan amal perbuatan, yaitu di waktu tengah hari, hanya memakan waktu setengah hari, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis.
««•»»
Those who will be the inhabitants of Paradise on that day, the Day of Resurrection, will be in a [far] better abode, than are the disbelievers in this world, and a [far] better resting place, than theirs [the latter’s]; in other words, a [better] place for qā’ila, which is a rest taken during midday during hot days. From this [last interpretation of maqīlan] it has been inferred that the Reckoning will be concluded in half a day, as is stated in one hadīth.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:24

[025] Al Furqaan Ayat 023

««•»»
Surah Al Furqaan 23

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
««•»»
waqadimnaa ilaa maa 'amiluu min 'amalin faja'alnaahu habaa-an mants
««•»»
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan  1063 , lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.{ 1063  Yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.
««•»»
Then We shall attend to the works they have done and then turn them into scattered dust.
««•»»

Allah akan memperlihatkan segala kebaikan yang pernah dikerjakan orang kafir selama hidup di dunia seperti; menghubungkan silaturahmi, menolong orang yang menderita, memberikan derma untuk meringankan bencana alam, memberi bantuan kepada rumah sakit, yatim piatu, membebaskan atau menebus orang-orang tawanan dan sebagainya. Kebaikan-kebaikan itu walaupun besarnya laksana gunung, mereka hanya dapat melihat saja, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan di angkasa. Mereka sedikitpun tidak dapat mengambil manfaat darinya, sehingga mereka duduk termenung penuh dengan penyesalan. Itulah yang mereka rasakan sebagai akibat kekafiran dan kesombongan mereka. Jauh berbeda sekali dengan nasib orang-orang yang beriman.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

("Dan Kami hadapi) kami hadapkan (segala amal yang mereka kerjakan) amal kebaikan seperti sedekah, menghubungkan silaturahmi, menjamu tamu dan menolong orang yang memerlukan pertolongan sewaktu di dunia (lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan.") amal perbuatan mereka tidak bermanfaat sama sekali pada hari itu, tidak ada pahalanya sebab syaratnya tak terpenuhi, yaitu iman, akan tetapi mereka telah mendapatkan balasannya selagi mereka di dunia.
««•»»
And We shall attend to, We shall turn to, the works they did, that were good, such as voluntary alms or kindness to kin, a hospitable reception of a guest or the succour of a troubled person in this world, and turn them into scattered dust (habā’an manthūran), namely, [as] those individual particles of dust which one might observe near a window when the sun is shining through. In other words, [We shall make their good works] like those [particles of dust] in their uselessness, there being no reward for such [works], for lack of any [binding] obligation [to reward them therefor]; but they are rewarded for it in the life of this world.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:23

[025] Al Furqaan Ayat 022

««•»»
Surah Al Furqaan 22

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلَائِكَةَ لَا بُشْرَى يَوْمَئِذٍ لِلْمُجْرِمِينَ وَيَقُولُونَ حِجْرًا مَحْجُورًا
««•»»
yawma yarawna almalaa-ikata laa busyraa yawma-idzin lilmujrimiina wayaquuluuna hijran mahjuuraan
««•»»
Pada hari mereka melihat malaikat {1061} dihari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa {1062}.
{1061} Maksudnya: di hari mereka menemui kamatian atau di hari kiamat.
{1062} Ini suatu Ungkapan yang biasa disebut orang Arab di waktu menemui musuh yang tidak dapat dielakkan lagi atau ditimpa suatu bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan ini berarti: "Semoga Allah menghindari bahaya ini dari saya".
««•»»
The day when they see the angels, there will be no good news for the guilty that day, and they[1] will say, ‘Keep off [from paradise]!’
[1] That is, the angels, who will say this to the faithless. According to another interpretation, during pre-Islamic days, whenever, during one of the holy months in which warfare was prohibited by custom, an Arab felt threatened by someone belonging to a belligerent tribe, he would say, Ḥijran maḥjūrā, thus telling the member of the hostile tribe to keep distance by appealing to the sanctity of the holy month. On this basis, it is the faithless who ask the angels to keep off.
««•»»

Pada hari orang-orang kafir itu melihat malaikat maka pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa, ketika mereka berkata: "hijran mahjura", yang artinya diharamkan kepada kamu menerima kabar baik yaitu akan dapat ampunan atau masuk surga, karena keduanya itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasul-Nya". Kemudian Allah SWT menjelaskan sebab-sebab kemalangan dan kerugian orang kafir itu pada ayat berikutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Pada hari mereka melihat Malaikat) di antara makhluk-makhluk Allah yang lainnya, yaitu pada hari kiamat. Lafal Yauma dinashabkan oleh lafal Udzkur, yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya; maksudnya, ingatlah pada hari mereka melihat Malaikat (di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa) yakni orang-orang kafir, berbeda keadaannya dengan orang-orang Mukmin, bagi mereka kabar gembira yaitu mendapatkan surga (dan mereka berkata: 'Hijran mahjuuran'") sebagaimana kebiasaan mereka di dunia apabila mereka tertimpa kesengsaraan, artinya: lindungilah kami di tempat perlindungan. Mereka pada hari itu meminta perlindungan kepada Malaikat. Kemudian Allah berfirman,
««•»»
The day when they see the angels, [while they stand] together with the rest of creation, namely, on the Day of Resurrection (yawma is in the accusative because of an implied [preceding] udhkur, ‘mention’), there will be no good tidings on that day for the guilty, that is, the disbelievers, in contrast to the believers for whom there shall be the good tidings of Paradise, and they will say, ‘A forbidding ban!’, as was their [the pagan] custom in this world whenever a misfortune befell them; in other words [they mean] ‘awdhan ma‘ādhan, seeking refuge from the angels [who will chastise them]. God, exalted be He, says:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 21][AYAT 23]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
22of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:22

Minggu, 14 Juni 2015

[025] Al Furqaan Ayat 021

««•»»
Surah Al Furqaan 21

وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْا عُتُوًّا كَبِيرًا
««•»»
waqaala alladziina laa yarjuuna liqaa-anaa lawlaa unzila 'alaynaa almalaa-ikatu aw naraa rabbanaa laqadi istakbaruu fii anfusihim wa'ataw 'utuwwan kabiiraan
««•»»
Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam melakukan) kezaliman".
««•»»
Those who do not expect to encounter Us say, ‘Why have angels not been sent down to us, or why do we not see our Lord?’ Certainly they are full of arrogance within their souls and have become terribly defiant.
««•»»

Orang-orang yang mengingkari dan tidak percaya hari kebangkitan pada Hari Kiamat bahwa mereka akan dihadapkan ke hadirat Allah untuk diadili segala amal perbuatannya di dunia, mereka berkata dengan penuh kesombongan: "Mengapa tidak diturunkan kepada kita malaikat yang menjadi saksi atas kebenaran Muhammad, sehingga dapat menghilangkan keragu-raguan kita tentang kebenaran wahyu yang diturunkan kepadanya atau jika hal itu sulit untuk dilaksanakan, mengapa kita tidak langsung saja melihat Tuhan kita yang dengan nyata menerangkan kepada kita bahwa Muhammad itu benar-benar diutus oleh-Nya untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan, dan jika yang demikian itu dilaksanakan, niscaya kita semuanya akan beriman kepada Muhammad". Mereka mengucapkan yang demikian itu tidak lain hanyalah karena kesombongan mereka sendiri, dan karena kelaliman mereka dengan mendustakan seorang utusan Allah.

Mereka sama sekali tidak menghiraukan mukjizat besar dan nyata yang telah dikemukakan oleh Rasulullah saw kepada mereka, dan setiap orang yang berakal sehat pasti tercengang mendengar ucapan-ucapan mereka itu dan menilainya seperti ucapan orang yang sinting,

sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
أم تأمرهم أحلامهم بهذا أم هم قوم طاغون
Apakah mereka diperintah oleh pikiran-pikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?
(QS. At Tuur [52]:32)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya dengan Kami,) yakni orang-orang yang tidak takut kepada adanya hari berbangkit dan hari pembalasan ("Mengapakah tidak) (diturunkan kepada kita malaikat) yang menjadi Rasul-rasul kepada kita (atau mengapa kita tidak melihat Rabb kita?") kemudian kita diberi tahu, bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya. Lalu Allah berfirman, ("Sesungguhnya mereka memandang besar) merasa besar (tentang diri mereka dan mereka telah melampaui batas) berlaku sangat kurang ajar (dengan kelewat batas yang sangat besar) disebabkan mereka berani meminta melihat Allah swt. di dunia. Lafal 'Atauw dengan memakai huruf Wau sesuai dengan kata asalnya, berbeda dengan lafal 'Ataa yang huruf akhirnya telah diganti menjadi Ya, seperti dalam surah Maryam.
««•»»
And those who do not expect to encounter Us, [those] who have no fear of the Resurrection, say, ‘Why have the angels not been sent down to us, to act as messengers to us, or why do we not see our Lord?’, so that we might be informed [by Him] that Muhammad (s) is [truly] His Messenger? God, exalted be He, says: Assuredly they are full of arrogance within their souls and have become terribly insolent, in demanding to see God, exalted be He, in this world (read ‘utuwwan, ‘insolence’ with the wāw, according to the original root form, as opposed to ‘itiyyan with the [yā’] substitution as in [sūrat] Maryam [Q. 19:8]).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 20][AYAT 22]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
21of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=21&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:21

[025] Al Furqaan Ayat 020

««•»»
Surah Al Furqaan 20

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
««•»»
wamaa arsalnaa qablaka mina almursaliina illaa innahum laya/kuluuna alththha'aama wayamsyuuna fii al-aswaaqi waja'alnaa ba'dhakum liba'dhin fitnatan atashbiruuna wakaana rabbuka bashiiraan
««•»»
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.
««•»»
We did not send any apostles before you but that they indeed ate food and walked in marketplaces. We have made you a trial for one another, [to see] if you will be patient, and your Lord is all-seeing.
««•»»

Sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad, pada ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad bahwa Rasul-rasul sebelumnya juga makan dan minum seperti dia. Kecaman-kecaman orang kafir terhadap dirinya amat menyakitkan hati Muhammad, kecaman-kecaman itu bukan semata-mata kecaman saja, bahkan mengandung hinaan yang sangat merendahkan dirinya padahal dia adalah seorang Rasul yang dimuliakan Allah. Maka untuk meringankan tekanan batin yang di derita Nabi Muhammad saw yang disebabkan kecaman dan hinaan itu. Allah menyatakan kepadanya bahwa Dia tidak mengutus seorang Rasul sebelumnya seperti yang dikehendaki oleh orang-orang kafir Mekah itu.

Semua Rasul yang diutusnya adalah manusia yang tidak bebas dari sifat-sifat manusiawinya, tetapi membutuhkan makanan dan minuman, tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

sesuai dengan firman-Nya pada ayat-ayat yang lain.
وما أرسلنا قبلك إلا رجالا نوحي إليهم فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون وما جعلناهم جسدا لا يأكلون الطعام وما كانوا خالدين
Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.
(QS. Al Anbiya [21]:7-8)

Jadi perbedaan antara manusia sebagai Rasul dan manusia umumnya terletak pada keutamaan pribadinya, ketinggian akhlaknya, kesucian hati dan keikhlasannya dalam menunaikan tugasnya, dan karena itu diturunkanlah wahyu Allah kepadanya dan dikuatkan pula dengan mukjizat-mukjizat yang tak dapat manusia menandinginya apalagi mengalahkannya. Maka ejekan dan kecaman orang kafir itu amat jauh dari sasarannya. tidak wajar dilontarkan kepada Nabi Muhammad. Kalau mereka benar-benar hendak membatalkan kebenaran yang dibawanya bukanlah dengan kecaman seperti itu yang harus mereka kemukakan. Mereka telah ditentang untuk menandingi mukjizat yang diberikan Allah kepadanya yaitu membuat satu surat pendek saja yang serupa nilainya dengan surat pendek dari Alquran. Tetapi mereka tidak berdaya dan tak sanggup membuatnya walaupun mereka sudah termasuk golongan orang yang pintar-pintar dan tinggi sastranya.

Hanya rasa benci dan dengki telah menggelapkan hati nurani mereka dan rasa takut akan kehilangan pengaruh dan kedudukan telah meluapkan amarah mereka. karena itu mereka tetap menantang walaupun dalam hati mereka telah menyadari kekhilapan mereka.

Kemudian Allah menjelaskan pula bahwa manusia diuji dengan berbagai macam ujian. Terserahlah kepada masing-masing manusia apakah dia akan tabah dan sabar menghadapi ujian itu ataukah dia akan berpaling dari kebenaran karena tidak tahan menanggung amarah dan rasa dengki di dalam hatinya. Allah menjadikan sebagian manusia sebagai Nabi dan Rasul, pembawa risalah Tuhan-Nya, sebagian lain dijadikan-Nya raja dan penguasa yang berkuasa atas manusia lainnya, sebagian lagi dijadikan-Nya kaya dan kuat, miskin dan lemah dan demikianlah seterusnya. Orang-orang yang mempergunakan akal dan pikirannya terutama orang-orang yang beriman tidaklah akan terpengaruh oleh perbedaan tingkat dan derajat, oleh kekayaan dan kedudukan, tetapi dia akan tetap menerima yang benar dan menolak yang salah tanpa memperhitungkan dari mana datangnya kebenaran itu, apakah kebenaran itu datangnya dari seorang kepala negara atau menteri atau dari seorang hina dina tidak mempunyai pengaruh apa-apa.

Ali bin Abu Talib pernah berkata: "Perhatikanlah apa yang dikatakan dan janganlah kamu memperhatikan siapa yang mengatakannya". Si miskin diuji ketabahan hatinya menghadapi keadaannya yang serba kurang, tidak seperti orang kaya yang dapat menikmati berbagai macam kesenangan jasmani dengan kekayaan itu.

Orang-orang kafir Mekah itu diuji kebersihan hati mereka dengan memberikan karunia kerasulan kepada Nabi Muhammad, sedang dia adalah seorang biasa saja di antara mereka, bukan dari orang-orang kaya atau dari pemimpin kabilah yang berpengaruh besar. Semua manusia diuji kekuatan mentalnya menghadapi perbedaan dan jurang pemisah antara berbagai macam golongan dalam masyarakat. Barang siapa yang menang dalam menghadapi ujian itu adalah yang akan mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah saw bersabda:
انظروا إلى أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم.
Lihatlah kepada orang yang rendah derajatnya dari kamu, dan janganlah melihat orang-orang yang lebih tinggi dari kamu, karena melihat kepada orang yang lebih tinggi itu akan membawamu kepada merendahkan nilai nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepadamu.

Demikianlah ujian yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan Dia Maha Mengetahui siapa di antara hamba-Nya itu yang tabah dan sabar menghadapi ujian itu sehingga ia termasuk orang-orang yang lulus menang. Dia akan memberi balasan sebaik-baiknya kepada pemenang-pemenang itu dan akan menimpakan siksaan kepada orang-orang yang kalah yang karena ketidak sabarannya dan karena kesombongannya dia sampai mendurhakai nikmat yang telah diberikan-Nya kepada mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar) maka kamu adalah sama seperti mereka dalam hal ini. Maksudnya, telah dikatakan pula hal yang serupa terhadap mereka, sebagaimana apa yang dikatakan kepadamu sekarang ini. (Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain) yakni orang yang kaya dicoba dengan adanya orang fakir dan orang yang sehat dicoba dengan adanya orang yang sakit, dan orang yang terhormat dicoba dengan adanya orang yang rendah. Maka golongan yang kedua dari orang-orang tadi mengatakan, 'Mengapa aku tidak seperti dia dalam segala hal?' (Maukah kalian bersabar?) di dalam menghadapi perkataan yang kalian dengar dari orang-orang yang kalian mendapat cobaan dari mereka. Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti perintah, maksudnya bersabarlah kalian (dan adalah Rabbmu Maha Melihat") terhadap orang-orang yang sabar dan yang tidak sabar.
««•»»
And We did not send before you any messengers but that they ate food and walked in the marketplaces, and so you are like them in this respect, and truly what was said to them is being said to you. And We have made some of you a trial for others:, a test, trying the rich with the poor, the healthy with the sick, the honourable with the vulgar, in each case the latter would say, ‘Why can I not be like the other person?’ Will you be steadfast?, [and endure] what you hear from those with whom you are tried? (the interrogative is meant as an imperative, in other words, ‘Be steadfast!’. And your Lord is ever Watchful, of those who remain steadfast and those who become miserable.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Ubay ibnu Khalaf hadir di hadapan Nabi saw. tetapi ia diusir oleh Uqbah ibnu Abu Mu'ith, maka turunlah firman-Nya, "Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zalim menggigit dua tangannya."
(QS. Al Furqan [25]:27).

Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Sya'bi dan Miqsam.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 19][AYAT 21]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
20of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=20&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#25:20