
تَبَارَكَ الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَيَجْعَلْ لَكَ قُصُورًا
««•»»
tabaaraka alladzii in syaa-a ja'ala laka khayran min dzaalika jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru wayaj'al laka qushuuraan
««•»»
Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana {1056}.
{1056} Maksudnya: kalau Allah menghendaki niscaya dijadikannya untuk Muhammad s.a.w. surga-surga dan istana-istana seperti yang bakal diperolehnya di akhirat. tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian agar manusia itu tunduk dan beriman kepada Allah bukanlah karena dipengaruhi oleh benda, melainkan berdasarkan kepada bukti-bukti dan dalil-dalil yang nyata.
««•»»Blessed is He who will grant you better than that if He wishes —gardens with streams running in them, and He will make for you palaces.
««•»»
Kemudian sebagai hiburan kepada Nabi yang selalu dihina dan direndahkan oleh orang-orang kafir itu, Allah menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki niscaya Dia akan memberikan kepadanya kebun-kebun yang lebih baik dari yang disuruh minta oleh orang-orang kafir itu dan akan memberikan pula istana-istana yang paling megah dan indah. Hal itu adalah amat mudah bagi Allah SWT tetapi bukan demikian yang dikehendaki-Nya.
Allah menghendaki yang lain dengan hikmah kebijaksanaan-Nya, Allah menghendaki agar Rasul pembawa Risalah-Nya sebagai manusia biasa yang menjadi ikutan dan suri teladan bagi umatnya dalam memperjuangkan suatu cita-cita, memperjuangkan kebenaran dan memperjuangkan kalimat Allah. Di samping perjuangan yang maha berat itu dia harus pula memikirkan keperluan dan hajat pribadinya. Begitulah seharusnya seorang Rasul yang akan menjadi contoh dan teladan.
Kalaulah Nabi Muhammad itu seorang kaya mempunyai kebun-kebun dan istana serta perbendaharaan yang berlimpah-limpah tentulah tidak akan sebesar itu nilai perjuangannya dan tentulah tidak akan dapat dicontoh oleh pengikut-pengikutnya di belakang hari. Apa arti istana, apa arti kebun-kebun dan apa arti perbendaharaan yang berlimpah-limpah bila seorang berhadapan dengan Khaliknya Yang Maha Kuasa Maha Kaya dan Maha Perkasa?
Demikianlah Nabi Muhammad rida dengan keadaannya. Biar miskin lemah menerima berbagai hinaan dan cemoohan kaumnya, tetapi dia senang dan bahagia karena dia mengemban tugas suci dari Tuhannya. Pernah beliau berkata: Ya Tuhanku apapun yang terjadi pada diriku dan bagaimanapun beratnya penderitaanku tetapi aku tetap bahagia selama Engkau rida terhadapku.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Maha Agung Allah) Maha Kaya akan kebaikan (yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian) yakni lebih baik daripada perbendaharaan harta dan kebun yang mereka mintakan di dunia ini (yaitu surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai) karena Dia telah menjanjikan akan memberikan kepadanya nanti di akhirat (dan dijadikan-Nya pula) lafal ayat ini dibaca Jazm (untukmu istana-istana) dan menurut qiraat yang lain, lafal Yaj`al dibaca Yaj`alu sehingga kedudukannya menjadi kalimat Isti`naf, atau kalimat baru.
««•»»
Blessed is He, abundant is the good of God, Who, if He will, will give you better than that, treasure or orchard which they mentioned — gardens underneath which rivers flow, in this world, for He has already willed to give him such things in the Hereafter, and will give (read apocopated form wa-yaj‘al) you palaces, as well (a variant reading [of the apocopated yaj‘al] is yaj‘alu, ‘He will give’, beginning a new sentence).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Al Wahidi mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Juwaibir yang ia terima dari Dhahhak melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa ketika orang-orang Quraisy menghina Nabi saw. sebagai orang yang miskin, seraya berkata kepadanya, "Mengapa seorang Rasul memakan makanan dan berjalan-jalan di pasar-pasar?" Maka Rasulullah merasa sedih mendengarnya, kemudian turunlah firman Nya, "Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelum kamu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar."
(QS. Al Furqan [25]:20).
Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis yang sama melalui jalur Said dan Ikrimah yang keduanya bersumber dari sahabat Ibnu Abbas r.a.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 9]•[AYAT 11]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#25:10
•[AYAT 9]•[AYAT 11]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of77
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=25&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#25:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar